Categories: Artikel

Pemuda Dalam Pandangan Islam

Ceramah Singkat

Abdullah bin Pahanan, Lc.

PEMUDA DALAM PANDANGAN ISLAM

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للهِ الّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ

وَأَشْهَدُ أَنْ لاإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, أَمَّا بَعْدُ:

Wahai saudara-saudaraku!…

Sesungguhnya masa muda adalah suatu tahapan dalam kehidupan manusia, bahkan ia adalah tahapan yang sangat berharga. Mengapa? Insya Allah saudara-saudara akan mendapatkan jawabannya dalam muhadhoroh singkat dan bagus ini, maka alangkah baiknya untuk disimak baik-baik.

Wahai para pendengar yang mulia!…

Tidakkah saudara-saudara ketahui bahwa seseorang akan ditanya di hari kiamat tentang masa mudanya, untuk apa dihabiskan?

Tidakkah saudara-saudara ketahui bahwa masa muda adalah masa giat dan kuat yang kemudian akan disusul dengan masa lemah dan tua? Sebagaimana firman Allah ta’ala

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari kadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) itu sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Q.S. ar-Rum:54)

Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan umatnya untuk memanfaatkan masa muda supaya tidak kehilangan banyak kebaikan yang hal itu dengan menggunakannya untuk mencari ilmu, memperbanyak ibadah dan mengajak orang lain untuk kembali ke jalan Allah dan untuk beramal baik lainnya, sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi dalam banyak haditsnya. Di antaranya adalah:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ (اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ…..)

“Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Manfaatkan lima hal sebelum datang lima hal, yaitu masa mudamu sebelum datang masa tuamu, ……………)

Wahai saudara-saudaraku!…

Lihatlah bagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan sahabat-sahabatya untuk memanfaatkan masa muda sebelum datang masa tua, karena kadang ada seorang yang mampu melakukan pekerjaan di masa muda, namun tidak mampu dilakukan di masa tua. Sebagaimana seorang pemuda yang terbiasa melakukan kemaksiatan (di masa muda) akan terasa berat baginya untuk mencegahnya di masa tua.

Oleh karena itu hendaknya bagi orang yang berakal untuk tidak menyia-nyiakan waktunya, karena kebanyakan manusia tidak dapat merasakan nikmatnya masa muda melainkan setelah berlalunya masa tersebut.

Wahai saudara-saudaraku!…

Biasakan kita tidak kosong dari pekerjaan yang bermanfaat. Lakukanlah hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akheratmu!

Seorang ulama dahulu berkata, “Demi Allah, sungguh saya benci terhadap seseorang yang tidak melakukan amalan apapun, baik yang bersifat dunia maupun akhirat.”

Wahai saudara-saudaraku!…

Sesungguhnya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang guru dan pendidik. Banyak hal yang kita dapati pada diri beliau, beliau mengingatkan dan membimbing sahabat-sahabatnya kepada hal-hal yang terdapat kebaikan untuk mereka. Suatu hari belau pernah menasehati salah seorang sahabatnya yang masih remaja dengan nasehat mendalam. Maka keluarlah emas dari bibir Beliau dan bersabda:

(يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ …. )

“Wahai pemuda, saya akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat, (yaitu) jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah, niscaya kamu akan dapati di depanmu …  ………..)

Wahai para pemuda!…

Tidakkah saudara-saudara mengharapkan keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan???  Maka jagalah Allah dengan cara menjaga batasan-batasan (aturan-aturan) Allah, yaitu dengan selalu bertakwa kepada-Nya. Ketahuilah bahwa balasan sesuai dengan amalannya. Barangsiapa menjaga Allah niscaya Allah akan menjaganya dari segala hal yang tidak disukai, kejelekan dan perkara-perkara yang dapat membahayakan dirinya.

Sekarang … wahai para pendengar yang budiman …Tunggu apa lagi?

Akankah kita menyia-nyiakan waktu kita? ….

Akankah kita menuruti hawa nafsu kita dan orang-orang yang sesat yang dapat menghalangi kita dari jalan Allah? …

Akan tetapi ketahuilah bahwa kita kelak akan bertanggung jawab di hadapan Allah. Dan ambillah pelajaran dari orang lain, karena hakekat orang yang berbahagia adalah orang yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri.

Ada sebuah syair yang menceritakan orang yang sudah tua:

“أَلاَ لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا …فَأَخْبَرَهُ بِمَا فَعَلَ الْمُشِيْبُ”

“Duhai kiranya masa muda bisa kembali walau sehari, maka akan ku kisahkan penyesalan orang-orang tua”

Dari ungkapan ini dapat diketahui bahwa waktu akan selalu berjalan, tidak berhenti dan tidak akan pernah kembali selamanya.

Wahai saudara-saudaraku!…

Saya tutup muhadhoroh saya dengan menyebutkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

(عَنِ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: الإِمَامُ الْعَادِلُ، وَ شَابُّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ…..))

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata. “ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersada, “Ada tujuh golongan yang akan Alah naungi pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam peribadahan kepada Allah, ………. )

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, jika ada benarnya itu semata-mata dari Allah

Dan jika ada yang salah itu dari diri saya sendiri dan setan. Saya berlepas diri darinya dan beristighfar kepada Allah dan minta ampun keada-Nya.

 

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ