Saudaraku, tidak bisa dipungkiri lagi, bahwasannya kita adalah manusia yang banyak berbuat dosa, betapa banyak perintah-perintah Allah dan rosul-Nya yang telah kita tinggalkan ? Dan betapa banyak larangan-larangan-Nya kita terjang ? Bukankah Rasululloh telah bersabda, “Apa-apa yang aku larang maka tinggankan, dan apa-apa yang aku perintahkan maka kerjakanlah semampu kalian.”
Oleh karenanya Rasulullah tegaskan bahwasanya manusia itu banyak berbuat salah dalan sabdanya, “Setiap anak cucu Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat.”
Namun yang membedakan diantara manusia, ada yang terus menerus melakukan dosa tanpa mau bertaubat, sementara sebagian yang lain segera menyadari kesalahannya dan bertaubat kepada Allah.
Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita diantara hamba-Nya yang apabila berbuat dosa ia segera bertaubat. Amin..
Makna taubat
Taubat berasal dari kata ( تَابَ- يَتُوْبُ- تَوْبَةً ) yang berarti pulang atau kembali. Adapun secara istilah, taubat adalah kembali dari maksiat kepada Allah menuju ketaatan kepada-Nya. (Lihat Syarah Riyadhus Shalihin: 1/6)
Imam ar-Roghib al-Ashfahani mengatakan: “Dalam istilah syara’, taubat adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya, dan berusaha apa yang bisa diganti. Jika keempat hal ini telah terpenuhi berarti syarat taubatnya telah sempurna.” (al-Mufradat fi Gharibil Qur’an, hlm.76)
Perintah bertaubat
Allah berfirman:
)) وَتُوْبُوْا إِلىَ اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ((
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nur: 31)
Rosululloh bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, sesungguhnya saya bertaubat dalam sehari sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim: 2702)
Syaikh Salim bin ‘Id al-Hilali mengatakan, “Faedah hadits ini adalah menunjukkan kewajiban bertaubat pada setiap orang, karena dalam hadits ini rosululloh memerintahkan bertaubat, dan perintah menunjukkan hukum wajib, dan perintah tersebut ditujukan kepada semua manusia tanpa terkecuali.” (Lihat Bahjatun Nadzirin: 1/53)
Keutamaan taubat
Kaidah penting dalam agama Islam ini yang selalu saya sampaikan, bahwa tidaklah islam ini memerintahkan sesuatu melainkan didalamnya pasti terdapat maslahat-maslahat dan keutamaan-keutamaan, begitu juga halnya dalam taubat ini terdapat banyak manfaat dan keutamaannya, diantaranya:
Pertama: Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka membersihkan diri.” (Al Baqarah: 222)
Kedua: Taubat merupakan sebab keberuntungan.
Allah ta’ala berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya kalian beruntung.” (An Nuur: 31)
Ketiga: Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya kekuatan.
Allah ta’ala berfirman,
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْاْ مُجْرِمِينَ
“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (Huud: 52)
Keempat: Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئاً
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan beriman serta beramal shalih maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (Maryam: 59, 60)
Kelima: Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ عَمِلُواْ السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُواْ مِن بَعْدِهَا وَآمَنُواْ إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (Al A’raaf: 153)
Keenam: Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.
Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Al Furqaan: 68-70)
Kedelapan: Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman,
إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ وَأَصْلَحُواْ وَاعْتَصَمُواْ بِاللّهِ وَأَخْلَصُواْ دِينَهُمْ لِلّهِ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum yang beriman pahala yang amat besar.” (An-Nisaa’: 146)
Dan masih banyak lagi manfaat dan keutamaan taubat, yang tidak mungkin saya sebutkan semuanya disini.
Syarat taubat
Seseorang itu akan mendapatkan menfaat dan keutamaan bertaubat apabila taubatnya diterima, dan taubat itu akan diterima apabila terpenuhi syarat-syarat taubat itu sendir. Oleh karenanya hendaknya bagi kita untuk mengetahui dan menunaikan syarat-syarat taubat tersebut.
Tentang syarat-syarat taubat, Imam an-Nawawai mengatakan, “Apabila kemaksiatan tersebut antara hamba dengan Allah dan tidak ada kaitannya dengan hak orang lain, maka dalam hal ini ada tiga syarat:
- Meninggalkan perbuatan dosa tersebut
- Menyesali perbuatan dosa yang ia lakukan
- Berniat, berkemauan keras untuk tidak mengulangi perbuatan dosa tersebut
Apabila salah satu syarat ini tidak terpenuhi maka taubatnya tidak sah. Dan jika taubatnya itu berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di atas dan yang keempat adalah hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang lain tersebut, (dengan mengembalikannya, meminta keridhoannya atau yang lainnya). (Riyadhush Shalihin: 33)
Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penerima taubat
Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada hamba-hamba-Nya di dalam sekian banyak ayat yang mulia. Allah ta’ala berfirman,
وَاللّهُ يُرِيدُ أَن يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَن تَمِيلُواْ مَيْلاً عَظِيماً
“Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya ingin agar kalian menyimpang dengan sejauh-jauhnya.” (An-Nisaa’: 27)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ حَكِيمٌ
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha bijaksana.” (An-Nuur: 10)
Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (An-Najm: 32)
Allah ta’ala berfirman,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“Rahmat-Ku amat luas meliputi segala sesuatu.” (Al-A’raaf: 156)
Janganlah ragu untuk bertaubat, Allah pasti mengampunimu!
Saudaraku, pintu taubat ada di hadapanmu terbuka lebar, ia menanti kedatanganmu… Jalan orang-orang yang bertaubat telah dihamparkan. Ia merindukan pijakan kakimu… Maka ketuklah pintunya dan tempuhlah jalannya. Mintalah taufik dan pertolongan kepada Allah… Bersungguh-sungguhlah dalam menaklukkan dirimu, paksalah ia untuk tunduk dan taat kepada Allah. Dan apabila engkau telah benar-benar bertaubat kepada Tuhanmu kemudian sesudah itu engkau terjatuh lagi di dalam maksiat, sehingga memupus taubatmu yang terdahulu, janganlah malu untuk memperbaharui taubatmu untuk kesekian kalinya. Selama maksiat itu masih berulang padamu maka teruslah bertaubat.
Allah ta’ala berfirman,
فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُوراً
“Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.” (Al-Israa’: 25)
Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (Az- Zumar: 53-54)
Nabi bersabda, “Seandainya kalian berbuat dosa sehingga tumpukan dosa itu setinggi langit kemudian kalian benar-benar bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubat kalian.” (Shohih Ibnu Majah)
Dari Anas “Saya mendengar Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, Alloh Ta’ala berfirman, ‘…Hai anak Adam, sungguh seandainya kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani di Shahihul Jaami’)
Shalat taubat
Dari Abu Bakar ash-Shiddiq dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,
مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا، ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّر – وفي رواية: فيحسن الوضوء – ، ثُمَّ يُصَلِّى – وفي رواية: ركعتين –، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّه؛َ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ»، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ {وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Tidaklah seorang (muslim) melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bersuci – dalam riwayat lain: berwudhu dengan baik –, kemudian melaksanakan shalat – dalam riwayat lain: dua rakaat –, lalu meminta ampun kepada Allah, melainkan Allah akan mengampuni (dosa)nya”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengatahui” (Ali ‘Imraan:135)”
HR at-Tirmidzi no. 406, Abu Dawud no. 1521, dll. Dihasankan oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hajar dalam “Fathul Baari” (11/98) dan syaikh al-Albani, dan di shahihkan syaikh Ahmad Syakir.
Penutup
Saudaraku, ketahuilah bahwasanya dosa baik besar maupun kecil yang kita lakukan tanpa di iringi dengan taubat kepada Allah, akan berdampak sangat buruk bagi jiwa dan raga kita, bahkan tak jarang dosa itu juga menimbulkan bencana bagi orang-orang disekitar kita. Semakin banyak dosa yang kita lakukan semakin banyak pula noda-noda hitam pada hati kita, hingga akhirnya noda tersebut akan menutupi hati kita sehingga kita tidak dapat lagi membedakan kebaikan dari keburukan.
Ibnu Abbas mengatakan, “Dan sungguh dosa akan mengakibatkan kehitaman pada wajah, kegelapan dalam hati, kelemahan badan dan kurangnya rezeki, serta kebencian di dalam hati manusia.”
Oleh karenanya Sudahilah segala perbuatan dosa ini! Segeralah bertaubat kepada Allah sebelum terlambat! Karena tidak ada yang tau kapan ajal menjemput kita. (***)
Ditulis oleh: Feri Abu Sahl al-Kadawy