14 Februari adalah hari yang dinanti-nanti para pendewa Valentine’s Day. Pada hari itu mereka mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang kepada orang-orang yang dikehendaki. Ada yang menyatakan perasaannya kepada teman, guru, orang tua, saudara, dan yang paling banyak adalah yang menyatakan perasaannya kepada kekasihnya. Pada hari itu pula mereka mengirimkan kartu atau hadiah bertuliskan “ Be my Valentine” . (Jadilah Kekasihku)
Valentine’s Day ini juga dimanfaatkan oleh para pembisnis dan pengusaha. Jika kita masuk toko buku atau semisalnya di hari tersebut, akan banyak kita dapati beragam kartu ucapan Valentine’s Day. Tak mau kalah, toko-toko souvenir pun mulai menjajakan aneka kado bertema Valentine’s Day. Mal, Super market, hotel dan, tempat-tempat hiburan pun juga menghias seluruh ruangan dengan warna-warna pink dan biru lembut, dengan hiasan-hiasan berbentuk hati yang merupakan symbol dari Valentine’s Day.
Oleh karena bahayanya kabut beracun Valentine’s Day ini, maka hendaknya kita mengkajinya, sehingga kita tidak terbawa arus dan bahkan bisa menyelamatkan generasi muda umat islam ini.
Sejarah Singkat Valentine’s Day
Ribuan literature yang berupaya menggali sejarah awal hari Valentine’s Day masih berbeda pendapat. Ada banyak versi tentang asal-usul perayaan Valentine’s Day. Yang paling popular adalah kisah Valentinus (st.Valentine) yang diyakini hidup pada masa Claudius II yang kemudian menemui ajalnya pada 14 februari 269 M, namun ini pun ada beberapa versi.
Yang jelas dan tidak ada perbedaan pendapat adalah kalau kita menilik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi kuno. Pada waktu itu ada perayaan yang disebut lupercalia. Dalam perayaan tersebut terdapat rangkaian acara penyucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama (13-14 Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta, Juno Februata. Pada hari ini para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak, lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak, dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan.
Pada hari ke tiga (15 Februari), mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia terhadap gangguan srigala. Pada upacara ini, kaum muda memecut orang dengan kulit binatang, dan wanita berebut untuk dipecut karena menganggap pecutan itu akan membuat mereka semakin subur. Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama paus atau pastor. Diantara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Kemudian agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, maka pada 496 M Paus Galasius I manjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.
Namun St.Valentine sendiri sebenarnya masih diperdebatkan para sejarawan, karena sekurang-kurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Di antaranya ada kisah menceritakan bahwa Kaisar Claudius II mengatakan bahwa tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam peperangan dari pada orang yang sudah menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah. Keputusan Kaisar ini mendapat tantangan dari St.Valentine yang diam-diam menikahkan banyak pemuda, sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa Valentine’s Day berakar dari upacara keagamaan ritual Romawi Kuno yang menyembah dewa mereka yang sarat dengan kesyirikan. (Lihat The Encyclopedia Britannica, 1998)
Kesyirikan dalam ucapan “ Be my Valentine “
Pada perayaan Valentine’s Day para pemuda-pemudi mengungkapkan perasaan sayang dan cintanya pada orang yang diinginkannya. Diantara mereka mengungkapkan dengan perkataan “ Be my Valentine “
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan: “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Tidak diragukan lagi bahwa ini merupakan perkataan syirik.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! ( www.korr- net.org )
Valentine’s Day Adalah Budaya Orang-orang Kafir
Begitulah saudaraku se-iman…..! Hari Valentine berasal dari mitos Zaman Romawi Kuno yang seluruhnya bersumber dari paganisme syirik, penyembahan berhala, dan penghormatan kepada pastor. Selain itu, perayaan Valentine’s Day adalah salah satu makar orang-orang Yahudi yang diselundupkan ke dalam tubuh umat Islam. Ingatlah wahai kaum muslimin, bahwa musuh-musuh Islam akan selalu berusaha dengan berbagai cara untuk mengeluarkan kalian dari ajaran Islam. Allah berfirman:
“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar.”…(QS.al-Baqoroh: 120)
Rosululloh juga bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti sunnah perjalanan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga mereka memasuki lubang dhab (hewan sejenis biawak di Arab). Mereka berkata:’Wahai Rosululloh, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?’ Beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhori, no.7325 Muslim, no. 2669)
Dampak Buruk Perayaan Valentine’s Day
Syaikh Utsaimin menyebutkan beberapa dampak negative perayaan Valentine’s Day:
“Perayaan ini tidak boleh karena alasan berikut:
1. Valentine’s Day hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam
2. Merayakan Valentine’s Day dapat menyebabkan cinta yang semu
3. Menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk salafuh-sholih. (Majmu’ fatawa Wa Rosa’il, Syaikh Ibnu Utsaimin: 16/199-200
Hukum Merayakan Valentine’s Day
Dari penjelasan singkat di atas maka kita dapat mengetahui bahwa Valentine’s Day merupakan tradisi orang-orang kafir, oleh karenanya haram bagi seorang muslim untuk ikut merayakannya. Rosululloh bersabda, “barang siapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari kaum tersebut”. (HR. Abu Dawud. 4031). Dan dishohihkan oleh syaikh al-Albani dalam Irwa’. 1269)
Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali St.Valentine, maka tidak disangsikan lagi bahwa ini merupakan perbuatan kufur.
Adapun jika tidak bermaksud demikian, maka termaksud kemungkaran yang besar. Ibnul Qoyyim berkata: ‘Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya bagimu!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah q dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. (Ahkam Ahli adz-Dzimmah, juz. 1, hal. 441)
Lajnah Da’imah Arab Saudi pernah ditanya tentang perayaan Valentine’s Day, mengucapkan selamat, member hadiah. Dan meyediakan alat-alat untuknya, lantas dijawab oleh Lajnah:
“ Perayaan Valentine’s Day termasuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, karena termasuk perayaan penyembahan berhala dan umat Nasrani. Maka tidak boleh umat Islam yang beriman kepada Allah dan hari akhir ikut merayakannya, menyetujuinya, dan mengucapkan selamat untuknya. Dan diharamkan pula membantu mensemarakkan acara ini atau acara-acara haram lainnya baik dengan jual-beli, mengirim kartu, mencetak, mensponsori, dan sebagainya karena semua itu termasuk tolong-menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Allah berfirman: “ …Dan tolong-menolong kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….” (QS. Al-Ma’idah: 2)
Namun jika kita amati, banyak remaja kaum muslimin merayakan Valentine’s Day ini karena ikut-ikutan dan mungkin mereka belum mengetahui asal-muasalnya. Maka bagi mereka, perhatikanlah firman Allah:
“ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban”. (QS. Al-Isro’: 36)
Adakah Cinta dan Kasih Sayang Pada Valentine’s Day ?
Saudaraku pemuda kaum muslimin…Sadarilah bahwa musuh-musuh Islam telah membuat tipu-daya untuk menyesatkan kaum muslimin dengan menyebarkan ajaran-ajaran mereka dengan menyamarkan perayaan Valentine’s Day dengan nama “ Hari Kasih Sayang “ yang kini telah tersebar di berbagai negeri, termasuk negeri-negeri Islam. Sehingga Valentine’s Day yang sarat dengan penyimpangan-penyimpangan aqidah bisa terbungkus dan terpoles rapi hingga diminati dan digandrungi oleh generasi muda Islam yang tidak memiliki
Kalau kita mencermati sejarah Valentine, maka akan jelas bagi kita bahwa seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan “kasih sayang”.
Akan tetapi dalam agama Islamlah cinta dan kasih sayang itu memiliki kedudukan yang tinggi dan perhatian yang besar. (Lihat. QS al-Baqoroh. 165, at-Taubah. 24, al-Fath. 29, dan al-Ma’idah. 54)
Adapun dalam Valentine’s Day maka hanyalah cinta semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Wallohu ‘alam (***)
Oleh: Abu Sahl Feri